January 30, 2007

Around 39th Cairo Book Fair!


Gak bisa banyak cerita ttg ma'rod. cm nyempetin posting poto ajah. abisna pas lagi ke ma'rod, gak sempet keliling.males...gak ad yg dibeli juga.cm beli buku dongeng yang saingan na kakek2 dan nenek2 hehehe,,,,dan lagi pas nge jepret jg males hunting yg keren2 ..pokokna lagi malessss....





aku ke ma'rod sama si sophie..temen asrama. akhir2 nie kita mayan deket.gara2 barengan brangkat ujian patungan naek taxi dari asrama, hihihi...akhirnya kita patungan ngapa2in...hihihihi...







Pas lagi jalan2 ma Sophie, skalian liat buku, skalian cari target poto. akuw ketemu ma temen sekelas akuw di kuliah. namanya Fatma, dia lagi jalan2 ma 2 sepupunya. akhirnya skalian poto2 deh...





perjalanan dilanjutkan dan akhirnya akuw ke ruang tenda yang isinya bedah buku dan seminar penulis dg bukunya gt deh, kesempatan siy...cm kmrn2 tuh lagi gak mood buat duduk diem ndengerin...pengen cepet plg, mo jenguk teman..




Perjalanan berlanjut ke ezBekia lokasi buku bekas. Tapi yg dijual bukan buku bekas smua loh...tapi yang pasti dijual buku murah. Gak kebayang! buku sekumal itu...masih saja laku! gak mau tau penampilan luarnya, yg penting isinya sodara2. wah, pokokna kalo udah sampe ezBekia rasanya gak mau beranjak ngiterin satu2 dengan teliti.Kalo beruntung, dapet buku oke dengan harga oke juga loh...

January 29, 2007

Saat Ujian Musim Dingin!


kalo lagi ujian, emang pengen na belajar ajah. Apalagi kalo ujian musim dingin, tinggal duduk manis depan dafaya dengan cemilan yang berlimpah. Wah indahnya... ditambah lagi dengan alunan musik yang nambah asyik. *Asyik belajar apa maen musik?!;P* trus lagi berlindung dibawah selimut...wah...alamat deh! bakal tiarap secepatnya, hihi....










Trus lagi ni...kalo lagi ujian, malez kaliii masak! Padahal bawaannya lapeeerr...muluw! Nah,untuk my prob yg satu ini biasanya akuw bikin masakan yang awet. Bisa disimpan untuk beberapa hari. Tapi kalo lagi bad mood, gak ad greget belajar, so on son yang bikin kamuw borring, temen aku menyarankan untuk mengkonsumsi makanan segar atau masakan panas yang pedas...Hum...Jet szeetzzz..!





Akuw paling gak suka ujian musim dingin sebenarnya. Tapi enak nya musim dingin tuh makanan gak cepet basi. Nah, ceritanya pas hari-hari ujian kemaren yang bikin akuw gak nampak di dunia maya ini *haiiyah* aku emang pengen..banget konsen di ujian. sampe smua kebutuhan perutku aku manjain, gak peduli diet2an. *Weks,diet paan, udah kecil gini;P* seperti tulisan yg akuw posting 'utuh' itu, pas ujian itu menu makanku emang sangat simpel dan sekali! Kalo gak bikin Mahsyi, Salad, telor rebus sambel kecap, telor mata sapi, kerupuk, hati masak rendang, nasi goreng, mie instan, dsb2 yg simpel2 deh! Waduh...kasian kaliii ah!




Belanjanya juga sekali waktu ajah, tapi mborong pas hari sebelom ujian, mpe aku beli troli belanja. Padahal belanja nya juga di pasar tradisional *Nah justru itu, biar ringan bawa'nya kan jalan kaki* Tapi pas ujian tinggal skali lagi, akuw blanja lagi ama Shopie, temen asramaku...walah...

Nah berikut ini adalah gambaran akuw pas ujian kemaren...
to be continue..lambat kali ah nge-upload poto, lain kali ah....hihi

Amplop Gaji dan Part-Time

Saya tidak ingat lagi kapan tepatnya menerima gaji untuk pertama kali. Tapi sebagai mahasiswa yang belum mempunyai pekerjaan tetap, saya bangga sekali dapat melakukan kegiatan positif untuk orang lain. Terlebih lagi jika apa yang telah saya usahakan bermanfaat dan mendapat apresiasi plus uang gaji. Wah… Saya jadi sumringah

Sama halnya cerita saya semasa kecil, mendapatkan angpau lebaran adalah tradisi dalam keluarga saya. Terlepas seberapapun besar jumlah uangnya, tapi kami sebagai anak-anak merasa gembira sekali waktu itu. Meski pada akhirnya uang tersebut akan kembali ke tangan orangtua, saat saya tertidur lelah setelah mengelilingi rumah-rumah sanak saudara.

Dalam Kamus Ilmiah Populer Kontemporer - Alex MA. Gaji digambarkan sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang, juga upah kerja yang dibayar dalam waktu tetap. Tapi disini saya akan bertukar cerita tentang gaji dalam arti uang pemasukan mahasiswa luar negeri, khususnya Negara Mesir dimana saya juga turut andil menempuh studi di Kota Seribu Menara ini. Uang pemasukan tersebut tidak terbatas gaji dalam artian yang ada pada kamus yang saya sebutkan di atas, tapi gaji yang mempunyai makna sebagaimana yang akan saya ceritakan.

Biaya studi di luar negeri tidaklah sedikit, terlebih lagi jika kurs mata uang Rupiah bernilai lebih kecil dibanding Negara tersebut. Beruntung jika kiriman dari orangtua tidak pernah berhenti mengalir dan ajeg. Tapi jika sebaliknya? Atau boleh jadi amplop gaji tersebut sekedar sebagai tambahan uang jajan, pengalaman bekerja dan mungkin juga sebagai ajang belajar mandiri.

Kuliah di Luar Negeri, tepatnya Mesir tidak seperti kuliah di Negara lain yang mengizinkan mahasiswa bekerja sambilan paroh waktu atau part-time. Meski ada juga sebagian teman yang lolos pemeriksaan. Tapi justru hal ini dapat menumbuhkan kekreatifan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Tidak sedikit teman-teman yang membuka usaha untuk dapat membantu pemasukan biaya hidup di Mesir. Semisal biro jasa perjalanan, guide, jasa hotel dan penginapan dibawah naungan organisasi kekeluargaan, membuka usaha jahitan, warung makanan khas Indonesia dan Negara Asia lainnya, membuat Tempe, Tahu, Tauge, yang terkenal dengan sebutan Tripel T, menanam Kangkung, Serai dan bumbu rempah dapur lainnya yang tidak didapat di Mesir, menjalankan usaha persewaan motor, mobil, kamera, sound system, juga barang-barang elektronik sejenisnya dan masih banyak lagi ragam usaha kreatif Masisir yang patut mendapatkan apresiasi.

Diluar itu, amplop gaji tidak selalu datang dari hasil usaha Masisir yang bersifat komersial. Masih banyak lagi macam kegiatan teman-teman mahasiswa yang bersifat edukatif, sastra, seni, budaya, dan segi bidang lain. Aktifitas ini juga tidak terlepas dari dukungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) dan puluhan organisasi lain bentukan Masisir (almamater, kekeluargaan, afiliatif, ormas) juga pers mahasiswa.

Kegiatan Atdikbud Kairo, PPMI dan organisasi lainnya tersebut tidak hanya mengasah potensi Masisir laiknya sebagai pelajar. Namun para pendukung dana tersebut secara sengaja mengadakan kegiatan perlombaan yang bersifat positif positif untuk lebih mengasah lagi potensi Masisir. Seperti Perlombaan Karya Tulis Ilmiah dan Sastra, MTQ, Kaligrafi, Festival Band dan seterusnya. Sebagai apresiasi, mereka tidak lupa menyisipkan amplop gaji bagi para pemenang yang disertakan pada piagam penghargaan. Hanya mendapat piagam saja rasanya sudah bangga, apalagi ditambah amplop gaji dari hasil karya kita sendiri

KBRI Kairo juga mengusahakan agar Masisir tetap mendapatkan jatah TEMUS (Tenaga Musiman) pada setiap bulan haji. Disana Masisir bertugas untuk membantu kelancaran ibadah dan kegiatan lainnya untuk jama’ah haji Indonesia selama musim haji berlangsung. Dan amplop gaji untuk kesempatan yang satu ini tidak sedikit loh…

Tidak terhenti sampai disini. Beberapa lembaga Mesir dan Indonesia maupun bentuk kerjasama lain mengikutsertakan Masisir untuk dapat membantu kelancaran program kerja mereka. Menjadi penerjemah, pembawa acara, penyiar berita, rujukan konsultasi agama, model pada diktat Language Centre, menjaga stand/bazaar, kru pembuatan sinema, sebagainya dan sebagainya.

Keluar dari kegiatan itu semua, ada juga amplop gaji tetap Masisir yang berbeasiswa, yang disebut ‘Minhah’. Beasiswa ini diajukan Masisir kepada lembaga pemerintah ataupun non pemerintah Mesir atau Negara lainnya yang menyediakannya.

Wah…Jika saya bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan termasuk sebagai mahasiswa kreatif dan berprestasi seperti diatas, betapa beruntungnya saya! 

Sushi Masry itu Bernama Mahsyi!

Saking penasarannya sama jenis makanan yang disebut-sebut Sushi itu, membuat saya jadi gemar memasak Mahsyi, Sushi-nya orang Mesir.

Kata Mahsyi yang akhrirnya saya dapatkan artinya dari teman Syiria saya, Zizi berarti ‘yang diisi.’ Sebagai pembuktian linguistik, lalu saya mencari kata Mahsyi itu dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Atabik Aly dan A. Zuhdi Muhdlor yang diterbitkan oleh Multi Karya Grafika, Pondok Pesantren Krapyak.

Kata Mahsyi berasal dari kata kerja Hasya, yang berarti mengisi, menjejali, memenuhi, menyisipkan. Dan memang iya, Mahsyi yang saya bayangkan sebagai Sushi itu adalah salah satu jenis makanan khas Mesir yang dijejali beras dan rempah khas Mesir lainnya. Bedanya, Mahsyi tidak pernah mengikutkan ikan, apalagi ikan mentah sebagai daftar bahan-bahan dalam pembuatannya. Kecuali jika penasaran saya untuk merasakan Sushi bertambah menjadi-jadi. Bisa-bisa saya tambahkan ikan didalam isi Mahsyi itu;P *Ditambah lagi kegemaran saya sebagai orang pesisir, doyan sekali makan segala masakan yang beraroma ikan dan seafood!*

Sempat saya mengetahui keberadaan Sushi di salah satu Restoran masakan Asia di Mesir. Tapi setelah melihat harganya, mendadak penasaran saya menyingsut. Saya banting setir untuk memesan nasi goreng seafood saja. Bukannya tidak mampu membeli, tapi lebih baik saya gunakan uang sejumlah harga Sushi di Restoran tersebut untuk memasak Mahsyi istimewa yang saya bagi-bagikan pada seluruh teman Indonesia di asrama! Enak, kenyang, puas dan terangkan hati. Haiiyyah!

Makanan Mahsyi yang akhir-akhir ini menjadi kegemaran saya dalam menu memasak, sebenarnya sangat simpel cara membuatnya. Apalagi jika pembungkusnya yang tidak rumit semisal Koromba atau dalam bahasa kita menyebutnya Kubis, juga Waraa Inab yang berarti Daun Anggur. Tapi anehnya saya lebih sering menggunakan Koromba sebagai pembungkus Mahsyi. Selain harga Koromba murah, ada rasa khas dari jenis sayuran itu yang selalu membuat saya ingin memasak Mahsyi, lagi dan lagi! Lebih senang lagi teman-teman Indonesia saya satu asrama, karena mereka asyik sekali menikmati makanan itu sampai-sampai lupa itu Mahsyi keberapa ya yang sudah masuk mulutnya, hehe… *Oala, Jeng-jeng! Gak tau yah itu bikinnya njlimet! Tapi asal kalian suka, apa sih yang gak kulakukan demi kalian* haiiiiyyyyyah!

Selain Kubis dan Daun Anggur, sebagai pembungkus Mahsyi kita bisa menggunakan Paprika (Filfil Rumi), Terong (Batinjan), Sawi (Khos), Kosha (Wah kalo yang satu ini, saya ndak tau bahasa Indonesia-nya itu… Salah satu jenis sayuran yang sampai saat ini saya tidak pernah melihatnya di Indonesia, juga di Lamongan, hehe… Sebesar Ketimun langsing, mempunyai bentuk kulit luar seperti Pare, tapi berwarna hijau muda. Rasanya hampir tawar sepeti Kenthi-Jw.)

Pembungkus tidak hanya dari jenis sayur-sayuran saja. Ada juga yang menggunakan burung Merpati atau burung Dara (Hamaamah). Wah, kalo pembungkusnya yang satu ini, saya juga doyan sekali, hehe…

Sebagai isi, beras ditemani rempah-rempah khas Mesir seperti Kamoon dan Bukharaat. Juga Daun Sabat, Ba’donees, dan Daun Ketumbar (Waraa Kasbara). Lalu minyak secukupnya untuk menumis, juga bumbu yang tidak asing lagi, Garam (Milh), dan Merica (Filfil Iswid), Tomat (Tomatim), Bawang Merah (Basol), juga Kaldu sebagai kuah untuk merebusnya. Rempah juga bisa diganti-ganti sesuai selera. Itu kata guru asrama saya loh, yang juga menjadi guru saya memasak Mahsyi.

Caranya, Tumis bawang merah dan tomat sebanyak-banyaknya, tambahkan merica, Bukharaat, Kamoon dan garam. Setelah bau harum sudah tercium, angkat panci dari atas api, masukkan daun-daunan (Sabat, Ba’donees dan Kasbara) juga beras yang sudah dicuci, lalu aduk sampai merata. Seterusnya, isikan atau jejalkan, atau sisipkan ke dalam memenuhi pembungkus yang sudah saya sebutkan di atas.

Susun rapi dalam panci. Tuangkan kaldu (ayam atau sapi) yang sedang panas-panasnya dan mendidih. Siram rata pada Mahsyi yang sudah rapi tersusun dalam panci di atas kompor dengan api sedang. Tutup panci dan tunggu hingga matang, sama halnya seperti memasak nasi. Mudah kan?!

Teringat pertama kali saya makan Mahsyi burung Merpati di rumah Mama Farida, orangtua asuh saya di Mesir. Jadi kangen, Mama…Mau Mahsyi bikinan Mama Farida lagiiiyy…K

Kerneh Baru al Azhar

Bagi teman-teman Indonesia, mungkin ini bukan hal baru. Salah satu identitas sebagai mahasiswa di PT (Perguruan Tinggi), ya KTM (Kartu Tanda Mahasiswa). KTM ini kalo bahasa Mesir nya adalah Karnieh, di lafadzkan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) dengan Kerneh.

Mulai dari tiga tahun silam, tepatnya tahun ajaran 2004-2005, Universitas al Azhar Mesir membebankan biaya kuliah kepada seluruh mahasiswanya, tak terkecuali mahasiswa luar negeri seperti kami, Masisir. Meski tak seberapa -dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang tidak pernah dipungut biaya apapun, kecuali pembelian diktat kuliah- namun biaya kuliah ini cukup memberi suasana 'beda' pada dampak perubahan universitas secara perlahan. Fisik maupun nonfisik.

Pada Perubahan Fisik, Universitas al Azhar yang konon mempunyai luas wilayah lebih dari separuh wilayah milik pemerintah dan perlahan menyempit ini, terlihat telah banyak merenovasi gedung-gedung tuanya dan juga membangun fasilitas-fasilitas baru.

Proyek Kafetaria besar dalam komplek kampus juga baru beberapa tahun dalam hitungan jari saja keberadaannya. Sebelumnya? Ya, sekedar kantin-kantin kecil yang hanya menyediakan makanan sangat ringan sekali dan soft drink. Terletak di sudut-sudut lokal yang nampak sangat memprihatinkan. Penjualnya adalah mereka yang sekaligus bertugas sebagai tukang bersih-bersih gedung.

Sedang Perubahan nonfisik, suasana 'beda' itu terlihat pada mula pertama kali pembayaran ini ditetapkan. Misal saja, suasana antri pembayaran. Budaya antri di Mesir sudah sangat biasa, yang membedakan dengan negara kita adalah tingkat ketertibannya. Loket kampus yang semula mempunyai sedikit fungsi semisal sebagai tempat pengambilan beasiswa al Azhar ini mendadak ramai dengan antrian.

Sebagai pengalaman yang tak terlupakan mahasiswa yang sempat merasakan mula adanya pembayaran ini sangat beragam. Ada yang merelakan antri penuh sesak dengan desakan tubuh orang Mesir yang mayoritas lebih besar daripada ukuran tubuh kita. Ada yang merelakan berdiri berjam-jam dibawah terik matahari Mesir. Ada pula yang rela untuk mendahului antrian dengan datang lebih awal, mungkin dapat dikatakan sangat awal, karena adik kelas saya saat itu sudah kompakan berangkat sebelum waktu subuh! Dan sebagai tambahan, kerneh belum tentu bisa didapatkan tepat pada hari itu juga!

Semua ini dilakukan demi untuk mendapatkan kerneh sebelum tiba waktu ujian, yang isunya harus membawa serta kerneh tersebut saat memasuki ruang ujian. Berbagai cara sistem antrian dibuat sedemikian rupa. Penguasanya ya mereka yang lebih dulu tiba di depan loket. Bahkan sebelum masuk pintu gerbang, ada yang sukarela membagikan kertas nomor antrian. Ada pula satpam yang sempat mengusir kedatangan teman-teman, para pengantri sebelum waktu subuh yang juga sudah berjubel, membludak, dikira mau demo! Oalah....

Saya adalah termasuk mahasiswa yang bisa dikatakan cuek dengan adanya suasana 'beda' itu. Saya tidak pernah merasakan antri berdiri berjam-jam, datang sebelum subuh dan diusir satpam. Tapi sempat saya beberapa hari sebelum waktu ujian ikutan antri dengan sedikit desakan teman-teman Mesir tersebut, karena saya dan teman-teman Asia lainnya membuat format antri tersendiri, sebagian berada tepat di depan loket, sebagian lagi barisan belakang yang menaiki kursi dan fentilasi jendela. *Kebayang gak siy atas deskripsi saya?!* Malahan waktu itu saya akhiri acara antrian dengan mengantarkan adik kelas (anak baru) yang pingsan akibat berdesakan antri! Setelah sudah sempat merasakan antrian dan kerneh tidak didapat hari itu juga, saya sudah tidak peduli lagi. Berniat membawa paspor saja saat ujian, dan memang saya lakukan masa itu. Buktinya, ya... gak masalah;P

Empat tahun sudah berjalan adanya kewajiban biaya kuliah itu. Sedikit demi sedikit suasana 'beda' itu sudah tidak menjadi pemandangan asing dalam penglihatan kami sebagai Masisir. Tapi ada suasana 'beda' lagi yang sedikit membanggakan. *haiyyah!* Pada ruangan administrasi, sudah tidak sedikit adanya komputer dan pegawai-pegawai muda yang lebih energik. Memang sebelumnya?! Ya tulisan tangan yang diarsipkan pada lemari oleh pegawai yang sudah berumur.

Dan itulah satu dari kehebatan al Azhar yang hingga pada era ini masih mempertahankan proses pendokumentasian dengan tulisan tangan, sangat klasik! Tapi jangan coba-coba meremehkan para pegawai yang sudah berumur itu. Mereka mempunyai daya ingat yang kuat sebagaimana mayoritas bangsa Arab lainnya. Mereka dapat menghafal letak dokumen-dokumen mahasiswanya yang berumur lebih dari belasan tahun!

Dengan dimulainya penertiban administrasi dengan komputer, usaha ini membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Seperti kerneh yang saya punyai saat ini, seperti ATM! *Haiiyah, gak usah heran ta! Hehe...* Sebagaimana yang saya tuliskan di awal, mungkin hal ini tidak menjadi sesuatu yang baru bagi teman-teman mahasiswa di Indonesia. Tapi bagi kami, khususnya saya, berharap dengan adanya kerneh baru ini, universitas al Azhar dapat menertibkan segala jenis administrasi dan keperluan tekhnis lainnya. Dari tingkat awal, soal ujian saya tidak pernah diketik, tuch! Setidaknya waktu saya terkurangi beberapa menit untuk dapat menebak-nebak tulisan tangan mereka pada kertas ujian saya yang mirip Hieroglyph!

Sepengetahuan saya, kerneh semacam ini baru hanya dimiliki sebgian mahasiswa al Azhar, seperti yang sudah didapatkan mahasiswa tingkat empat dan lima jurusan Syari'ah wal Qanun (Hukum Islam dan Perundang-undangan Umum)

Memiliki kerneh yang mirip ATM ini, bagi saya mempunyai nilai tersendiri. Boleh juga dibilang sebagai pengobat gengsi seperti manakala ada seorang teman yang berlibur ke Indonesia, dan sempat ayahnya mengetahui dan menanyakan lembaran kertas berukuran sekitar tujuh kali sepuluh sentimeter dengan laminating manual tersebut.
"Itu KTM saya, Pak." Jawabnya.
"Heeeh..?!!!" @#$%^&*=?!!

NB: Narasi peristiwa ini mengambil sampel Kampus al Azhar cewek untuk mendeskripsikan kerneh baru! Kalo di Kampus Cowok malah belum ada yang dapat kerneh baru ya?!

January 1, 2007

Kalo Lagi Kangen...


ibuku, ibuku, ibuku...





aba...





adek ku..





Sepupu bandelz, tp ngangenin!





Sepupu ndutz..





to be continue...

Pribadi yG Beda!

Gak tau karena ada fasilitas, ato emang trend nya, hobi, ato apa ya.. Akuw kok jd demen nge-Blog. isina siy cerita shari-hari. Bukan na ngumbar diary. Asyik ajah, hehe..

Pertamanya Jeng Maya ngiming-imingi aku siy..Suruh bikin di blogspot biar bisa kreasi. Coz aku sebelomna emang biasa nulis di blog Fs tapi tulisan-tulisan fiksi dan nonfiksi gt. bukan cerita shari2. lama-lama enak jg bisa bagi cerita lewat dunia maya...

Mpe sekarang akuw lagi sibuk ngotak-atik blog tiap kali ngenet. Karena gak bisa online tiap hari, jadi ya gt2 ajah....yang penting bagi cerita. Masalah performance ntar-an ajah, hehe...Apalagi blog walking, walah ntar duluw...paling ngunjungin pny temenz kairo, hihi.. Coz aku jd pengen bikin lagi di wordpress, kata om Vikar kalo tulisanku di taruh di blog Fs ajah, ntar gak bisa kluar pas di search.

ya pkoknya gt dah..

Udah deket ujian niyy...doain ya...! najah, amiin..!