January 29, 2007

Sushi Masry itu Bernama Mahsyi!

Saking penasarannya sama jenis makanan yang disebut-sebut Sushi itu, membuat saya jadi gemar memasak Mahsyi, Sushi-nya orang Mesir.

Kata Mahsyi yang akhrirnya saya dapatkan artinya dari teman Syiria saya, Zizi berarti ‘yang diisi.’ Sebagai pembuktian linguistik, lalu saya mencari kata Mahsyi itu dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Atabik Aly dan A. Zuhdi Muhdlor yang diterbitkan oleh Multi Karya Grafika, Pondok Pesantren Krapyak.

Kata Mahsyi berasal dari kata kerja Hasya, yang berarti mengisi, menjejali, memenuhi, menyisipkan. Dan memang iya, Mahsyi yang saya bayangkan sebagai Sushi itu adalah salah satu jenis makanan khas Mesir yang dijejali beras dan rempah khas Mesir lainnya. Bedanya, Mahsyi tidak pernah mengikutkan ikan, apalagi ikan mentah sebagai daftar bahan-bahan dalam pembuatannya. Kecuali jika penasaran saya untuk merasakan Sushi bertambah menjadi-jadi. Bisa-bisa saya tambahkan ikan didalam isi Mahsyi itu;P *Ditambah lagi kegemaran saya sebagai orang pesisir, doyan sekali makan segala masakan yang beraroma ikan dan seafood!*

Sempat saya mengetahui keberadaan Sushi di salah satu Restoran masakan Asia di Mesir. Tapi setelah melihat harganya, mendadak penasaran saya menyingsut. Saya banting setir untuk memesan nasi goreng seafood saja. Bukannya tidak mampu membeli, tapi lebih baik saya gunakan uang sejumlah harga Sushi di Restoran tersebut untuk memasak Mahsyi istimewa yang saya bagi-bagikan pada seluruh teman Indonesia di asrama! Enak, kenyang, puas dan terangkan hati. Haiiyyah!

Makanan Mahsyi yang akhir-akhir ini menjadi kegemaran saya dalam menu memasak, sebenarnya sangat simpel cara membuatnya. Apalagi jika pembungkusnya yang tidak rumit semisal Koromba atau dalam bahasa kita menyebutnya Kubis, juga Waraa Inab yang berarti Daun Anggur. Tapi anehnya saya lebih sering menggunakan Koromba sebagai pembungkus Mahsyi. Selain harga Koromba murah, ada rasa khas dari jenis sayuran itu yang selalu membuat saya ingin memasak Mahsyi, lagi dan lagi! Lebih senang lagi teman-teman Indonesia saya satu asrama, karena mereka asyik sekali menikmati makanan itu sampai-sampai lupa itu Mahsyi keberapa ya yang sudah masuk mulutnya, hehe… *Oala, Jeng-jeng! Gak tau yah itu bikinnya njlimet! Tapi asal kalian suka, apa sih yang gak kulakukan demi kalian* haiiiiyyyyyah!

Selain Kubis dan Daun Anggur, sebagai pembungkus Mahsyi kita bisa menggunakan Paprika (Filfil Rumi), Terong (Batinjan), Sawi (Khos), Kosha (Wah kalo yang satu ini, saya ndak tau bahasa Indonesia-nya itu… Salah satu jenis sayuran yang sampai saat ini saya tidak pernah melihatnya di Indonesia, juga di Lamongan, hehe… Sebesar Ketimun langsing, mempunyai bentuk kulit luar seperti Pare, tapi berwarna hijau muda. Rasanya hampir tawar sepeti Kenthi-Jw.)

Pembungkus tidak hanya dari jenis sayur-sayuran saja. Ada juga yang menggunakan burung Merpati atau burung Dara (Hamaamah). Wah, kalo pembungkusnya yang satu ini, saya juga doyan sekali, hehe…

Sebagai isi, beras ditemani rempah-rempah khas Mesir seperti Kamoon dan Bukharaat. Juga Daun Sabat, Ba’donees, dan Daun Ketumbar (Waraa Kasbara). Lalu minyak secukupnya untuk menumis, juga bumbu yang tidak asing lagi, Garam (Milh), dan Merica (Filfil Iswid), Tomat (Tomatim), Bawang Merah (Basol), juga Kaldu sebagai kuah untuk merebusnya. Rempah juga bisa diganti-ganti sesuai selera. Itu kata guru asrama saya loh, yang juga menjadi guru saya memasak Mahsyi.

Caranya, Tumis bawang merah dan tomat sebanyak-banyaknya, tambahkan merica, Bukharaat, Kamoon dan garam. Setelah bau harum sudah tercium, angkat panci dari atas api, masukkan daun-daunan (Sabat, Ba’donees dan Kasbara) juga beras yang sudah dicuci, lalu aduk sampai merata. Seterusnya, isikan atau jejalkan, atau sisipkan ke dalam memenuhi pembungkus yang sudah saya sebutkan di atas.

Susun rapi dalam panci. Tuangkan kaldu (ayam atau sapi) yang sedang panas-panasnya dan mendidih. Siram rata pada Mahsyi yang sudah rapi tersusun dalam panci di atas kompor dengan api sedang. Tutup panci dan tunggu hingga matang, sama halnya seperti memasak nasi. Mudah kan?!

Teringat pertama kali saya makan Mahsyi burung Merpati di rumah Mama Farida, orangtua asuh saya di Mesir. Jadi kangen, Mama…Mau Mahsyi bikinan Mama Farida lagiiiyy…K

No comments: