January 29, 2007

Amplop Gaji dan Part-Time

Saya tidak ingat lagi kapan tepatnya menerima gaji untuk pertama kali. Tapi sebagai mahasiswa yang belum mempunyai pekerjaan tetap, saya bangga sekali dapat melakukan kegiatan positif untuk orang lain. Terlebih lagi jika apa yang telah saya usahakan bermanfaat dan mendapat apresiasi plus uang gaji. Wah… Saya jadi sumringah

Sama halnya cerita saya semasa kecil, mendapatkan angpau lebaran adalah tradisi dalam keluarga saya. Terlepas seberapapun besar jumlah uangnya, tapi kami sebagai anak-anak merasa gembira sekali waktu itu. Meski pada akhirnya uang tersebut akan kembali ke tangan orangtua, saat saya tertidur lelah setelah mengelilingi rumah-rumah sanak saudara.

Dalam Kamus Ilmiah Populer Kontemporer - Alex MA. Gaji digambarkan sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang, juga upah kerja yang dibayar dalam waktu tetap. Tapi disini saya akan bertukar cerita tentang gaji dalam arti uang pemasukan mahasiswa luar negeri, khususnya Negara Mesir dimana saya juga turut andil menempuh studi di Kota Seribu Menara ini. Uang pemasukan tersebut tidak terbatas gaji dalam artian yang ada pada kamus yang saya sebutkan di atas, tapi gaji yang mempunyai makna sebagaimana yang akan saya ceritakan.

Biaya studi di luar negeri tidaklah sedikit, terlebih lagi jika kurs mata uang Rupiah bernilai lebih kecil dibanding Negara tersebut. Beruntung jika kiriman dari orangtua tidak pernah berhenti mengalir dan ajeg. Tapi jika sebaliknya? Atau boleh jadi amplop gaji tersebut sekedar sebagai tambahan uang jajan, pengalaman bekerja dan mungkin juga sebagai ajang belajar mandiri.

Kuliah di Luar Negeri, tepatnya Mesir tidak seperti kuliah di Negara lain yang mengizinkan mahasiswa bekerja sambilan paroh waktu atau part-time. Meski ada juga sebagian teman yang lolos pemeriksaan. Tapi justru hal ini dapat menumbuhkan kekreatifan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Tidak sedikit teman-teman yang membuka usaha untuk dapat membantu pemasukan biaya hidup di Mesir. Semisal biro jasa perjalanan, guide, jasa hotel dan penginapan dibawah naungan organisasi kekeluargaan, membuka usaha jahitan, warung makanan khas Indonesia dan Negara Asia lainnya, membuat Tempe, Tahu, Tauge, yang terkenal dengan sebutan Tripel T, menanam Kangkung, Serai dan bumbu rempah dapur lainnya yang tidak didapat di Mesir, menjalankan usaha persewaan motor, mobil, kamera, sound system, juga barang-barang elektronik sejenisnya dan masih banyak lagi ragam usaha kreatif Masisir yang patut mendapatkan apresiasi.

Diluar itu, amplop gaji tidak selalu datang dari hasil usaha Masisir yang bersifat komersial. Masih banyak lagi macam kegiatan teman-teman mahasiswa yang bersifat edukatif, sastra, seni, budaya, dan segi bidang lain. Aktifitas ini juga tidak terlepas dari dukungan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) dan puluhan organisasi lain bentukan Masisir (almamater, kekeluargaan, afiliatif, ormas) juga pers mahasiswa.

Kegiatan Atdikbud Kairo, PPMI dan organisasi lainnya tersebut tidak hanya mengasah potensi Masisir laiknya sebagai pelajar. Namun para pendukung dana tersebut secara sengaja mengadakan kegiatan perlombaan yang bersifat positif positif untuk lebih mengasah lagi potensi Masisir. Seperti Perlombaan Karya Tulis Ilmiah dan Sastra, MTQ, Kaligrafi, Festival Band dan seterusnya. Sebagai apresiasi, mereka tidak lupa menyisipkan amplop gaji bagi para pemenang yang disertakan pada piagam penghargaan. Hanya mendapat piagam saja rasanya sudah bangga, apalagi ditambah amplop gaji dari hasil karya kita sendiri

KBRI Kairo juga mengusahakan agar Masisir tetap mendapatkan jatah TEMUS (Tenaga Musiman) pada setiap bulan haji. Disana Masisir bertugas untuk membantu kelancaran ibadah dan kegiatan lainnya untuk jama’ah haji Indonesia selama musim haji berlangsung. Dan amplop gaji untuk kesempatan yang satu ini tidak sedikit loh…

Tidak terhenti sampai disini. Beberapa lembaga Mesir dan Indonesia maupun bentuk kerjasama lain mengikutsertakan Masisir untuk dapat membantu kelancaran program kerja mereka. Menjadi penerjemah, pembawa acara, penyiar berita, rujukan konsultasi agama, model pada diktat Language Centre, menjaga stand/bazaar, kru pembuatan sinema, sebagainya dan sebagainya.

Keluar dari kegiatan itu semua, ada juga amplop gaji tetap Masisir yang berbeasiswa, yang disebut ‘Minhah’. Beasiswa ini diajukan Masisir kepada lembaga pemerintah ataupun non pemerintah Mesir atau Negara lainnya yang menyediakannya.

Wah…Jika saya bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan termasuk sebagai mahasiswa kreatif dan berprestasi seperti diatas, betapa beruntungnya saya! 

No comments: