October 22, 2007

Hikmah 'kehilangan'

Lagi2 akuw posting tengah malam. Tp kali ini alhamdulillah udah tidur. Bangun jam 12 malem dan terbesit untuk posting sesuatu yg kudapat di kelas hari ini -eh,ud lwt jam 12 b'arti hr kmrn-

Hari ini sangat melelahkan. Jasmani dan rohani. Sesuatu yang telah hilang dan berusaha aku lupakan sedang menggoda hatiku. Tiba2 sedih dan perasaan tidak adil kembali hadir dipicu oleh hal2 yg sangat tidak beralasan. Kekosongan komunikasi yang memperjelas kesalahpahaman. Sebagainya dan sebagainya.

Kehilangan sesuatu baik barang ataupun orang memang sangat menyedihkan. Akupun kerap mengalaminya. Sesegera mungkin aku berusaha keras mengikhlaskannya. Tidak mudah memang, tapi iman menyadarkan hatiku bahwasanya segala sesuatu akan kembali padaNya. Apapun yang kita punyai di alam fana ini hanyalah sekedar titipan, bukan 100% milik kita.

Berawal dari cerita Batul -teman sekelasku dari Turki- pada kami tentang HP dan uangnya yang hilang hari kemaren. Hilangnya di masjid, saat itu Batul sedang sholat dan tas berada di belakang. Usai sholat, barulah Batul mengetahui bahwa HP dan uangnya sudah tidak ada di tas lagi. Lalu ustadzah mulai memberikan wejangan...

Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kekal. Termasuk HP dan Uang Batul. Sedih memang, dan sangat sedih. Tapi bila kita mengingat hari Perhitungan kelak, kita seharusnya bersyukur. Boleh jadi barang ataupun orang yang kita cintai serta sempat kita miliki dan hilang akan menjadi tabungan kita kelak. Amalan dan apapun yang kita kerjakan kelak akan diperhitungkan. Boleh jadi orang ataupun barang itu menjadi penambah timbangan pahala atau pengurang timbangan kejelekan/dosa kita.

Disela-sela keheningan, ustadzah memberi contoh dan melucu. Misal saja kita melahirkan bayi, lalu mati. Kita akan terpukul dan terlarut dalam kesedihan. Namun saat hari Perhitungan datang, tanpa diduga ternyata kita mempunyai tabungan bayi yang telah kita lahirkan dan mati itu ternyata menambah timbangan pahala kita. Saat itu penyesalan tidak karena kita kehilangan, tapi kenapa kita tidak membuat anak banyak-banyak dan mati. Seketika kami semua tergelak. Ah,,,Ustadzah,,,dan Batulpun terhibur, tidak sedih lagi;) Akupun demikian!

No comments: